Seperti
kita tahu bahwa setelan karburator sangat berpengaruh terhadap kinerja
mesin yang otomatis akan berpengaruh pula pada kenyamanan bagi
pengendaranya. Selain itu setelan karburator yang tidak benar akan
mengakibatkan konsumsi bahan bakar menjadi boros dan permasalahan lain
seputar egine stationer. Memang
perlu diketahui bahwa di negeri maju, karburator sudah ditinggalkan dan
diganti dengan sistem injeksi. Mengingat sistem ini lebih baik, dan
suplai bensin menjadi lebih pasti dan pembakaran menjadi lebih bagus,
homogin.
Namun harus diakui, masih banyak mobil di negeri ini yang menggunakan karburator. Masih
Lalu bagaimana cara menyetel karburator yang benar? Berikut adalah jawabannya:
Ada 3 sekrup di karburator yang memegang peran penting membuat mesin bensin menjadi optimal.
- Sekrup idle up dikendorkan tetapi AC di hidupkan. Penyetelan berhenti ketika sekrup itu tidak bisa lagi merendahkan RPM mesin.
- Sekerup RPM mesin di turunkan RPM sampai sekitar 500, atau sampai tidak mati saja.
- Sekarang mulai dengan menyetel sekrup idle (campuran udara dan bensin). Putar sekrup ini ke kiri sampai nyaris mati. Kemudian kembali ke kanan sampai nyaris mati juga. Setelah itu putar perlahan-lahan mencari RPM tertinggi. Saat itulah kita akan menemukan campuran bensin dan udara terbaik. (bisa terjadi, karena karburator sudah kotor atau lama sehingga tersumbat, atau sekrup ini rusak, maka walaupun sudah di putar, dicari-cari tidak ada reaksi. Kalau menemukan kondisi seperti ini maka perlu melakukan OH karburator.
- Setelah menemukan campuran terbaik, sekarang setellah sekrup RPM sampai 700, 800 atau 900 sesuai permintaan pembuat mesin.
- Sekarang baru menyetelah sekrup idle up AC. Hidupkan AC, pasti RPM sudah berkurang, turun dari semula. Sekarang stel sekrup idle up sampai mencapai RPM, biasanya 900 atau 1000.
- Coba AC dimatikan, apakah sekarang RPM idle ke RPM yang diinginkan?
CATATAN :
Bahwa cara tersebut diatas adalah dengan syarat kondisi karburator masih dalam keadaan normal, baik itu fungsi SKEP, PELAMPUNG, SEPUYER, CHOKE, SELENOID, VACUUM dll.
Karena perlu diingat bahwa faktor umur mobil sangat berpengaruh pada kondisi karburator itu sendiri, terutama pada bagian AS SKEP. Bayangkan apabila umur mobil sudah 18 tahun, berarti selama 18 tahun itu pula 'as skep' sudah di kikis seiring injakan pedal gas dari penggunanya, otomatis lubang 'as skep' tersebut semakin lebar, dan 'as skep' pun sudah tidak presisi lagi, yang akan mengakibatkan komponen skep tidak bisa menutup ruang karburator secara sempurna. Kalo sudah bengini biasanya mesin mobil akan tidak stationer, walaupun terkadang stationer besoknya pasti tidak stationer lagi.
Hal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki 'lubang as skep' menjadi presisi lagi atau mengganti komponen skep yang sesuai (presisi) dengan ruang karburator.